Langit dan Bumi.. dan Naga, Pujilah TUHAN!

 

Mazmur 148:1-14; 

      Mendekati akhir pembacaan kitab Mazmur aku berpikir kenapa yah semua pasal dalam kitab Mazmur ini selalu ada seruan "Pujilah TUHAN". Ya walaupun situasinya keknya ga enak gitu kaya waktu Miktam Daud pas dalam pelarian waktu dia dikejar-kejar Saul padahal dia ga salah apa-apa, trus pas dia terhimpit oleh bangsa Filistin, bahkan pas di Goa Adulam coba pas dia dikejar-kejar sama anak kandungnya sendiri. Dahlah nih orang (Daud) bisa dibilang hidupnya complicated lah. Tapi kok bisa loh dia terus memuji Tuhan bahkan ngajakin orang lain untuk memuji Tuhan? Walaupun yah emang kitab Mazmur ini ga sepenuhnya ya Daud yang tulis tapi sebagian besarnya terinspirasi dari doi. Memang sih kitab Mazmur ini memiliki arti nyanyian atau syair puji-pujian kepada Tuhan. Maka ga heran kalau kitab Mazmur ini diakhiri dengan satu pasal (Mazmur 150) yang perikopnya "Haleluya" yang berarti "Terpujilah Nama Tuhan". Tapi yang buat aku ga habis fikri adalah pas dua pasal lagi mengakhiri kitab Mazmur (Mazmur 148) kita akan menemukan satu pasal yang berisi 14 ayat yang dipenuhi kata "Pujilah Tuhan" bahkan sama Naga disuruh Daud juga "Pujilah Tuhan. Percaya ga kelen? Baca coba makanya. Emang sekrusial apa sih pujian kepada TUHAN ini sampek-sampek dan Naga pun harus ikut Puji Tuhan?

1. Naga aja Puji Tuhan loh masa kamu engga?
     "Pujilah TUHAN di bumi, hai ular-ular naga dan segenap samudera raya; (Mazmur 148:7). Judul perikop dari Mazmur 148 ini sebenarnya adalah 'Langit dan Bumi, pujilah TUHAN! Tapi aku terlanjur salfok sama ayat 7 ini tauu wkwkw. Tapi setelah ini jangan ada yang nanya samaku ya, 'Jadi kak, apakah naga itu nyata menurut alkitab?'. Well, THAT'S NOT THE POINT. Tapi aku agak penasaran juga hehe jadi kubaca dari  terjemahan lainnya di NET (New English Translation) itu adalah "Sea creatures" kalau kita terjemahin artinya 'Mahkluk-makhluk yang ada di dalam Laut'. Jadi bukan "Dragon" ya seperti yang kita imajinasikan kek yang di gambar AI di atas. Bisa jadi gitu bentukannya juga, tapi kita ga pernah tahu kan ya. NASA aja baru menjelajah 5% lautan siapalah daku yang bahkan belum pernah bertemu kuda laut ini aja- mau mendahului NASA ya kan. Tapi balik ke topik lagi. Poinnya disini adalah semua yang memuji TUHAN adalah milik TUHAN. Pujian kepada TUHAN adalah hal pertama yang hilang saat Lucifer (Father of Lies a.k.a Setan) jatuh dalam kesombongannya. Itulah yang menyatakan dirinya bukan lagi milik TUHAN.  Padahal sebelumnya dia adalah seorang pemimpin pujian di antara malaikat TUHAN. Hal itu juga yang membuat Setan sangat benci ketika kita mulai memuji TUHAN. Karena pujian itu bersifat sakral dan mengandung makna kita mengakui bahwa ALLAH yang punya seluruh semesta adalah TUHAN kita dan kita adalah kepunyaan-Nya. Can't you IMAGINE how amazing is that?? Itulah sebabnya bahkan ketika kita harus kehilangan segalanya hari ini, biarlah Pujian kepada Tuhan tetap didapati pada kita. Naga aja puji TUHAN loh, masa kamu engga? Yang bener aja, rudi gong!

2. Alam Semesta Bekerja Sesuai Ketetapan-Ketetapan Allah yang Tidak Dapat Dilanggar. Tapi...
  "Baiklah semuanya memuji TUHAN, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta. Dia mendirikan semuanya untuk seterusnya dan selamanya, dan memberi ketetapan yang tidak dapat dilanggar" (Mazmur 148:5-6). "Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit" (Mazmur 148:13). Look, kita memuji Tuhan karena Dialah satu-satunya ALLAH yang layak dipuji dan disembah. He deserves all the glory you know. Tapi Allah yang kukenal sependek pengetahuan dan pengenalanku ini jelas bukanlah Allah yang 'settle for the bare minimum' kalau kata Gen-Z mah. Ada janji ALLAH bagi umat yang setia memuji TUHAN. "Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya. Haleluya!" (Mazmur 148:14). Pada dasarnya bukan Tuhan yang butuh kita puji melainkan kitalah yang butuh untuk memuji Tuhan. Tujuan TUHAN sesungguhnya adalah agar kita menjadi umat-Nya yang dikasihi dan dekat pada-Nya. Alam semesta memang bekerja sesuai ketetapan-ketetapan Allah yang tidak dapat dilanggar. Tapi sadarkah kita bahwa seringkali juga semesta seolah bersekongkol tipis-tipis demi kamu dan aku, umat yang dikasihi-Nya sehingga tampak seperti suatu 'kebetulan' atau bahkan 'keberuntungan' padahal itu semua adalah ulah Allah kita yang sangat-sangat ilmu padi dan tidak mau flexing sama sekali? Menyala ALLAH-ku🔥🔥🔥✨🌾🌾🌾🌾🌾

3. Memuji Tuhan Ga Harus Terpaku pada 1 Metode, Pujilah Tuhan selama Masih Ada Hari Ini.
     "Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling! Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang!" (Mazmur 150:3-5). Temukanlah cara-cara kreatif untuk memuji Tuhan selama itu masih sesuai dengan kehendak Allah dan tidak bertentangan dengan Firman tentunya dan semua kita lakukan dengan motivasi yang tulus serta penundukan diri terhadap Raja Di Atas Segala Raja. Pakai semua talenta, pelayanan bahkan pekerjaan kita untuk memuji nama Tuhan. Intinya selama hari ini kita masih bisa mengkonversi O2 menjadi CO2 + uap air alias bernafas, selama itu juga biarlah kita pergunakan kesempatan kita sebanyak mungkin untuk memuji Tuhan. Kalau suaramu bisa dipakai untuk memuji Tuhan maka Pujilah Tuhan. Kalau tarianmu bisa maka Pujilah Tuhan. Kalau alunan musik yang kau petik, pukul, tekan, gesek bisa maka Pujilah Tuhan. Kalau tulisanmu bisa, maka Pujilah Tuhan. Kalau senyuman dan keramahanmu bisa, maka Pujilah Tuhan. Kalau kasih, kesabaran, kesetiaan, pengampunan, nasehat yang menguatkan, tekad yang kuat dan segala kekuatan maupun kelemahan yang kamu miliki bisa, maka ✨PUJILAH TUHAN DENGAN ITU SEMUA


Makasih ya udah baca sampe akhir^^
Jesus loves you<3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

About Time: Perbedaan Kronos dan Kairos

TUHAN Ga Beli Kucing dalam Karung

Di Jalan yang Harus Kau Tempuh Seorang Diri