Matius 11:28-30
When The World Rejects You, GOD Stil Want You. Setiap waktu di season manapun dalam keadaaan apapun dan di kilometer berapapun dalam hidup ini, Tuhan selalu wellcome kita. Tidak ada cobaan yang kita hadapi atau masalah yang kita cipta sendiri- yang dapat membuat Tuhan kita panik. Like He has no clue about it before. Nah, i told you. Dia sadar betul kok kita ini siapa dan terbuat dari apa. Dia udah tau kok suatu hari kita bakal berdosa lagi. Dia udah tau kita bakal gagal lagi. Bakal meragukan Dia lagi. Bakal nyakitin hati Tuhan lagi. Tapi apa? Dia tebus kita pake darah yang mahal bahkan sebelum kita bertobat kok. DIA ingat akan aku dan kamu di Calvary sore itu kira-kira pukul 3 sore sambil tersenyum berkata "Sudah selesai". Bayangin sebangga apa Dia menebus aku dan kamu. Maka kalau hari ini ada satu dua orang menganggapmu rendah, bukan berarti kamu adalah sebuah kegagalan. Bahkan jika seluruh dunia menghakimi dan menolakku aku nyatakan aku tidak akan keberatan selama aku berkenan bagi-Nya. Pun jika hari ini akulah orang yang tidak berkenan itu, maka aku selalu ingin diingatkan kembali kemana aku harus pergi saat jiwaku mulai merana dan rencanaku semua hancur berantakan. Itulah sebabnya aku membuat tulisan ini.
1). Kita Boleh Datang kepada Yesus Membawa 1001 Persoalan Kita
Gada satu hal pun yang mengejutkan Tuhan. It's literally nothing can surprise GOD. Dia tahu betul sebagai manusia kita punya kelemahan. Dia tahu kita punya latar belakang. Dia tahu kita bisa jatuh lagi. Dia tahu kita bisa lelah dan jenuh sama keadaan. Tapi Dia mau kamu. Bahkan dalam malam-malam paling kelam kita, Dia disana mengulurkan tangan dan bilang ayat ini: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28). He is closer than you can imagine you know. Apapun masalah yang kita miliki, meski rasanya berat tetaplah datang kepada-Nya. Meskipun rasanya kaya hambar and you can feel anything. Tetep aja datang kubilang. Meskipun sebagian dirimu berkata kayaknya ga layak deh datang ke Hadirat Tuhan dengan perasaan gini. No, justru itulah tandanya kamu harus masuk lebih dalam lagi ke Hadiratnya. Jangan hiraukan suara Si Ular Tua yang menyamar seolah jadi suara hatimu itu. Emangnya aku dan kamu punya tempat lain lagi untuk meletakkan beban kita dengan rasa aman selain di Hadirat Tuhan? Emang pada siapa lagi kita mencari pertolongan jika bukan kepada Dia? Elia berkata pada Tuhan Dia ingin mati saja dan Ayub sempat mengutuki hari kelahirannya. Alkitab tidak menutup-nutupi fakta itu. Anxiety itu nyata adanya begitu juga dengan depresi. Tapi hei, Tuhan kita juga nyata adanya. Dan jika dua orang itu (Elia dan Ayub) dibenarkan itu karena mereka datang ke hadirat Tuhan mereka menyatakan jujur apa yang mereka rasakan apa adanya di hadapan Tuhan dan Tuhan tidak menghakimi mereka. Tuhan kita menanggapi Elia dengan selera humor yang tinggi justru menyuruh beliau makan dulu lalu Tuhan datang pada-Nya dalam angin sepoi-sepoi basah. Sedangkan terhadap Ayub, TUHAN menampakkan diri dalam bentuk badai. Gimanapun bentuk-Nya satu hal yang pasti, Tuhan selalu merespon kita ketika kita datang membawa segala permasalahan dan unek-unek kita. Membawa keluh kesah kita kepada Tuhan adalah hal yang baik. Justru menuduh Tuhan demi menutupi kegagalan kita adalah puncak dari keangkuhan.
2). Semua Solusi Persoalan Kita Dimulai dari Kehadiran-Nya
Kalau ada 1 doa yang selalu dijawab "Ya" dan "Amin" itu pastilah permintaan "HIKMAT". Hal pertama yang Tuhan bereskan dari masalah kita bukanlah keadaan atau bahkan masalah itu sendiri. Tapi diri kitalah terlebih dahulu. Jika kita mau melihat di balik setiap persoalan yang kita hadapi akan selalu ada berkatnya sendiri. Minimal berkat itu menjadikan kita berhikmat untuk mendekatkan diri dan datang ke Hadirat Tuhan. Karena hikmat itu sendiri adalah permulaan takut akan Allah. Hikmat juga yang memampukan kita menghampiri Takhta-Nya dalam segala kondisi. Ada banyak momen dalam hidup ini ketika badai semakin mengamuk dan tak kunjung mereda, Tuhan ga diamkan badainya tapi justru tenangkan kita anak-Nya dan ajari kita buat percaya bahwa Dia masih pegang kendali atas segalanya termasuk badai itu. "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan." (Matius 11:29).
3). Yesus Beri Damai dan Kekuatan untuk Menanggung Persoalan Kita
"Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan”(Matius 11;30). Emang ada persoalan yang ringan? Cobaan hidup itu kan banyak yang dikit itu cobain hehe. Cuman bedanya orang yang datang ke Hadirat Tuhan dengan yang engga itu terletak pada kondisi hati kita yang dibuat enak dan ringan karena kita tahu sekarang kita ga jalaninnya sendirian tapi Tuhan yang menolong dan ngasih kekuatan. Setelah bertemu dengan Tuhan kita pasti akan jadi orang yang berbeda dengan orang yang sebelumnya. Elia diingatkan kembali dan beroleh kekuatan untuk fokus mengerjakan apa yang jadi tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan Ayub menjadi semakin bijaksana menjalani pencobaannya ketimbang fokus bertanya siapa yang disalahkan atas pencobaan yang Ia alami, kini Dia menyadari bahwa kemakmurannya dahulu bukan karena kekuatan, kekuasaan bahkan relasinya sendiri tapi semua adalah pemberian Tuhan. Dikemudian hari Tuhan bahkan memulihkan keadaannya beserta bunganya berlipat kali ganda. Seringkali saat aku senang aku takut sebab aku berpikir nanti setelah ini masalah apa lagi ya yang harus kuhadapi? Setiap aku tertawa aku dihantui pertanyaaan "karna apalah nanti aku nangis ini ya". Hal itu ga jarang mencuri kebahagiaan dan sukacitaku saat itu. Tapi belakangan aku sadari kenapa aku ga mikir sebaliknya aja ya? Saat aku sedih kenapa aku ga berpikir nanti setelah ini aku bakal dapat berkat apa ya dari Tuhan? Curiga deh nanti habis tangisku ini ada apa dibalik alasan tawaku nantinya?
Yeah, the conclution goes: Don't look at the storms, my friends. Close your eyes and look at HIM and HIS GREATNESS.
Jesus loves you<3
Komentar
Posting Komentar