GOD is Good All The Time


 Mazmur 34 : 8-10

        Allah itu baik. Namun, seringkali karena penderitaan yang kita alami lantas kita salahkan Tuhan untuk sesuatu yang buruk terjadi atau karena hal yang kita ingini belum kita capai atau miliki. Padahal hal buruk itu sendiri terjadi karena hal itu sudah menjadi bagian dari dunia yang telah jatuh ke dalam dosa sejak Adam dan Hawa. Eitss, tapi kita tidak bisa terburu-buru hanya menyalahkan Adam dan Hawa juga toh kita semua pendosa ulung bukan? Buah terlarang tak selalu berbentuk buah segar yang terlihat menarik di tengah-tengah taman. Dia juga bisa berwujud uang yang bukan milikmu, jabatan/prestasi hasil perbuatan curang, atau bahkan istri tetangga (ehh). Buah terlarang adalah buah pelanggaran akan setiap perintah Allah. Mari tanyakan pada diri sendiri, kalau kita ada di posisi Adam dan Hawa saat itu di Taman Eden akankah kita mampu menahan diri tidak jatuh ke dalam dosa atau bahkan justru lebih parah lagi? Kayanya kalau manusia sekarang sih pasti malah sudah ambil chainsaw buat potong tuh buah pengetahuan yang baik dan benar atau justru satu Taman Eden sekalian kita gundul seperti pembalakan liar yang terjadi pada hutan kita sekarang.

        Namun ya, kabar baiknya Allah kita itu baik. Kalaupun rasanya sometimes situasinya lagi ga enak seperti dalam lembah kekelaman, belajarlah untuk selalu meyakini bahwa Allah itu baik. "Kecaplah dan lihatlah" pada ayat 8 berarti akuilah dengan lidah kebaikan Tuhan. Ga usah sangkali keadaan atau menjadi denial. Jika rasanya sulit untuk bernyanyi memuji Tuhan atau sekadar bersyukur, setidaknya putar aja lagu rohani favoritmu. Bermandilah dalam hadirat Tuhan. Tetaplah disana sampai kegelisahanmu sirna. Ketimbang menggerutu dan mengeluh. Hatimu boleh pedih, mulutmu harus tetap manis. Bukan berarti kamu sedang berpura-pura, hanya janganlah menghujat Tuhan seberat apapun pencobaanmu hari ini sebagaimana Ayub pun tidak menghujat Allah sekalipun dia kehilangan hampir segalanya. Iya tahu, tentang "Allah itu Baik" ini sudah klise bagi telinga kita sejak kecil. Sekarang, setelah kita percaya bahwa Allah itu baik lantas apa selanjutnya?

1. Karena Allah itu Baik, Kita Berlindung Pada-Nya

        Mazmur 34:8 berbunyi "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!". Hufft.. ketika beranjak remaja atau dewasa, sudah menjadi fakta lapangan di dunia ini, ada berapa banyak orang yang dikecewakan bahkan dikhianati oleh orang-orang terdekat sekalipun. Mungkin kita sendiri pernah menjadi salah satu korbannya atau justru pelakunya. Atau bisa jadi keduanya karena hurt people hurt people (orang yang terluka/tersakiti biasanya cenderung kembali menyakiti/melukai orang lain secara psikologis). TUHAN tidak begitu. Dia tak pernah berubah. No evil in HIM. Kalau ada satu hal saja yang merupakan kemustahilan bagi TUHAN it must be this one: TUHAN mustahil jadi jahat. Kebaikan Allah kita adalah sempurna. Hanya karena aku dan/atau kamu mengalami kesusahan saat ini bukan berarti Dia ga baik. 
      Yuk, berlindung pada-Nya tanpa rasa curiga. Jangan percaya ular yang mencoba berbicara ke dalam hatimu. Suspicion/prejudice of GOD is an old sin. Curiga itu dosa purba yang sudah ada sejak zaman Adam dan Hawa (kejadian 3:1-6). Well, sudah waktunya kita move on dong. Itulah sebabnya kita ditebus di kayu salib agar kita menjadi orang yang percaya (lawan kata curiga). Yohanes 3:16 berkata "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."     
     Kalau sama keturunan Abraham Tuhan setia selama ribuan tahun hingga hari ini akan janjinya terhadap seorang manusia -Bapa Abraham- yang juga ga sempurna, well kita ga punya dasar apa-apa untuk mencurigai Allah. Dengan demikian sudah sepatutnya kita miliki rasa secure punya Tuhan seperti Allah kita. Tak seorangpun di dunia ini, sebelum bahkan sesudahnya yang dapat kita sepercayai seperti Kristus. Hei jiwaku dan jiwamu, masih mau merasa insecure? keterlaluan sih.

2. Karena Tuhan Itu Baik, Kita Takut Melukai Hati-Nya. 

       "Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia" (Mazmur 34:9). Latihlah hidup kudus detik demi detik, menit demi menit, hari demi hari karena takut akan Tuhan. Di level agamawi , kita takut akan Tuhan karena hukuman-Nya. Namun di level pengenalan akan Allah, kita akan lebih takut melakukan hal yang tidak kudus karena kita tahu hal itu akan mendukai hati Tuhan. Ingatlah ini ketika godaan si jahat datang. Iman kita tentang hubungan yang dipulihkan. Allah kita bukan Allah yang suka memberi punishment walaupun ia akan melakukannya meski terpaksa karena ia mengasihi kita dan tidak ingin melihat kita jatuh semakin dalam ke dalam jerat maut. Wahyu 3:19 dikatakan "Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!". Kabar baiknya, kalau hari ini kita masih ditegor dan dihajar artinya kita masih anak yang dikasihi.
                
3. Karena Tuhan itu Baik, Kita Tidak Kecewa dengan Jawaban Doa

        God knows exactly what's the best for you and me. Baik jawaban itu berupa "ya" atau "tidak" atau "tunggu" sekalipun, Tuhan Yesus paham betul apa yang terbaik untuk kita. Jangan iri terhadap orang lain atau juga memaksakan kehendak sendiri disaat Tuhan sudah putuskan. Berserah bukan menyerah tentunya. Akan tetapi jangan cepat kecewa apalagi marah kepada Tuhan. Belajar beriman meminta sesuatu dalam batas-batas Firman pastinya. Katakan apa adanya. I want this. I want that. That's why we call He is Father, right? But at the end of the day, apapun hasil akhirnya selalu pegang pewahyuan "Tuhan Yesus Baik". Hahay. Inilah fondasi kita dalam berharap dan beriman.

GOD is good all the time. And all the time GOD is good.

Jesus loves you<3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

About Time: Perbedaan Kronos dan Kairos

TUHAN Ga Beli Kucing dalam Karung

Di Jalan yang Harus Kau Tempuh Seorang Diri