Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

The Power of Tears (Kekuatan Air Mata)

Gambar
   Yohanes11:28-38       Sedari kecil kita diajarkan stigma bahwa orang yang menangis adalah orang lemah. Bahkan ada nasihat populer yang mengatakan: "laki-laki ga boleh nangis". Seolah air mata hanya melambangkan kelemahan. Memangnya apa yang salah dengan laki-laki yang menangis? Baik itu perempuan ataupun laki-laki, aku percaya setiap dari kita berhak mengkomunikasikan kasih dan perasaan sekalipun itu melalui tangisan jika memang diperlukan. Tuhan Yesus seorang yang jelas dikatakan Alkitab menangis beberapa kali salah satunya dalam peristiwa Kebangkitan Lazarus disebabkan oleh tangisan tulus seorang perempuan bernama Maria.       Think about that, Yesus yang adalah 100% manusia tetapi juga 100% Allah juga bisa menangis. Apakah Tuhan Yesus lemah? Tentu tidak. Sebab hanya Dia yang mampu menahan 121 cambukan di kiri dan 121 cambukan di sisi kanan dengan total luka disekujur tubuh sebanyak  26 buah dengan kulit, daging dan otot yang pasti...

DOA -Bukan Aktivitas Agamawi, tapi Nafas Rohani

Gambar
          Doa bukan tentang kata-kata indah yang dirangkai panjang kali lebar ditambah dua kali tinggi dan acapkali dilantunkan pada acara-acara agamawi semata. Menurutku lebih dari itu, doa adalah tentang hubungan persekutuan kita dengan Tuhan. Doa selayaknya napas rohani adalah sebuah kehausan dan kebutuhan. Namun, kebanyakan kita seringkali enggan berdoa karena merasa bersalah dan penuh dosa. Jujur sebelum mengenal Yesus secara pribadi aku juga sempat berpikir hal yang sama. Jika kita berpikir doa yang baik hanya patut dihanturkan oleh orang yang suci, maka tidak satupun dari kita layak berdoa karena tak satupun dari kita yang ga pernah berbuat dosa tentunya. Padahal sesungguhnya, sebaik-baiknya berdoa berarti kita mengakui kalau kita butuh Tuhan. Dalam Injil Matius pasal 7 ayat 7-11 Tuhan Yesus dengan "sengaja" mengajarkan kita untuk berdoa dan meminta kepada Bapa di Sorga. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan rindu untuk memberi hal yang baik kepada kita. S...

Harta Rohani dalam Bejana Tanah

Gambar
          Dalam hari-hari ini, rasanya banyak hal menumpuk menjelma menjadi berat. Tetapi siapa di antara kita yang kalau mau "jujur" terhadap diri sendiri sedang "baik-baik" saja? Kukira tidak ada. Mungkin aku yang terlalu pukul rata keadaan tapi setidaknya itulah yang bisa kuamati dan rasakan dalam beberapa waktu terakhir. Iya kau tahu, ada yang mengumbar senyum padahal hatinya sedang teriris habis-habisan. Ada yang menggelak tawa dalam keramaian padahal bantalnya selalu dibasahi air mata setiap malam. Ada yang selalu pandai menghibur orang lain padahal dia selalu menyeka tangisnya seorang diri. Ada yang berlagak kuat padahal batinnya remuk dihantam realita. Ada yang mencoba menguatkan yang lain padahal dia sendiri tergopoh-gopoh sekadar untuk bertahan. Kita semua sedang dalam pertempurannya masing-masing. Ga jarang hal itu justru membuat kita-termasuk yang menulis ini pernah- bertanya-tanya "Kemanakah Tuhan?" "Kalau Tuhan itu nyata, kenapa Dia izi...